Selasa, 13 Desember 2011

DAHSYATNYA SAKARATUL MAUT


Allah subhanahu wata’ala dengan sifat rahmah-Nya yang sempurna, senantiasa memberikan berbagai peringatan dan pelajaran, agar para hamba-Nya yang berbuat kemaksiatan dan kezhaliman bersegera meninggalkannya dan kembali ke jalan Allah subhanahu wata’ala.
Sementara hamba-hamba Allah subhanahu wata’ala yang beriman akan bertambah sempurna keimanannya dengan peringatan dan pelajaran tersebut.
Namun, berbagai peringatan dan pelajaran, baik berupa ayat-ayat kauniyah maupun syar’iyah tadi tidak akan bermanfaat kecuali bagi orang-orang yang beriman.
Allah subhanahu wata’ala berfiman (yang artinya):
“Dan tetaplah memberi peringatan, karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (Adz-Dzariyat: 55)
Di antara sekian banyak peringatan dan pelajaran, yang paling berharga adalah tatkala seorang hamba dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan sakaratul maut yang menimpa saudaranya. Sehingga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لَيْسَ الْخَبَرُ كَالْمُعَايَنَةِ
“Tidaklah berita itu seperti melihat langsung.” (HR. At-Tirmidzi dari Abdullah bin Umarradhiyallahu ‘anhu. Lihat Ash-Shahihah no. 135)
Tatkala ajal seorang hamba telah sampai pada waktu yang telah Allah subhanahu wata’ala tentukan, dengan sebab yang Allah subhanahu wata’ala takdirkan, pasti dia akan merasakan dahsyat, ngeri, dan sakit yang luar biasa karena sakaratul maut, kecuali para hamba-Nya yang Allah subhanahu wata’ala istimewakan. Mereka tidak akan merasakan sakaratul maut kecuali sangat ringan. Sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala (yang artinya):
“Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari darinya.” (Qaf: 19)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
لاَ إِلَهَ إِلاَ اللهُ، إِنَّ لِلْمَوْتِ سَكَرَاتٍ
“Tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Sesungguhnya kematian ada masa sekaratnya.” (HR. Al-Bukhari)
Allah subhanahu wata’ala dengan rahmah-Nya telah memberitahukan sebagian gambaran sakaratul maut yang akan dirasakan setiap orang, sebagaimana diadakan firman-Nya (yang artinya):
“Maka mengapa ketika nyawa sampai di tenggorokan, padahal kamu ketika itu melihat, sedangkan Kami lebih dekat kepadanya daripada kamu. Tetapi kamu tidak melihat, maka mengapa jika kamu tidak dikuasai (oleh Allah )? Kamu tidak mengembalikan nyawa itu (kepada tempatnya) jika kamu adalah orang-orang yang benar?” (Al-Waqi’ah: 83-87)
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya), ‘Maka ketika nyawa sampai di tenggorokan.’ Hal itu terjadi tatkala sudah dekat waktu dicabutnya.
‘Padahal kamu ketika itu melihat’, dan menyaksikan apa yang ia rasakan karena sakaratul maut itu.
‘Sedangkan Kami (para malaikat) lebih dekat terhadapnya (orang yang akan meninggal tersebut) daripada kamu, tetapi kamu tidak melihat mereka (para malaikat).’ Maka Allah subhanahu wata’ala menyatakan: Bila kalian tidak menginginkannya, mengapa kalian tidak mengembalikan ruh itu tatkala sudah sampai di tenggorokan dan menempatkannya (kembali) di dalam jasadnya?” (Lihat Tafsir Al-Qur’anil ‘Azhim, 4/99-100)
Allah subhanahu wata’ala berfirman (yang artinya):
“Sekali-kali jangan. Apabila nafas (seseorang) telah (mendesak) sampai ke tenggorokan, dan dikatakan (kepadanya): ‘Siapakah yang dapat menyembuhkan?’, dan dia yakin bahwa sesungguhnya itulah waktu perpisahan (dengan dunia), dan bertaut betis (kiri) dengan betis (kanan), kepada Rabbmu lah pada hari itu kamu dihalau.” (Al-Qiyamah: 26-30)
Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata: “Ini adalah berita dari Allah subhanahu wata’ala tentang keadaan orang yang sekarat dan tentang apa yang dia rasakan berupa kengerian serta rasa sakit yang dahsyat (mudah-mudahan Allah subhanahu wata’ala meneguhkan kita dengan ucapan yang teguh, yaitu kalimat tauhid di dunia dan akhirat). Allah subhanahu wata’ala mengabarkan bahwasanya ruh akan dicabut dari jasadnya, hingga tatkala sampai di tenggorokan, ia meminta tabib yang bisa mengobatinya. Siapa yang bisa meruqyah? (Lihat Tafsir Al-Qur’anil ‘Azhim)
Kemudian, keadaan yang dahsyat dan ngeri tersebut disusul oleh keadaan yang lebih dahsyat dan lebih ngeri berikutnya (kecuali bagi orang yang dirahmati Allah subhanahu wata’ala). Kedua betisnya bertautan, lalu meninggal dunia. Kemudian dibungkus dengan kain kafan (setelah dimandikan). Mulailah manusia mempersiapkan penguburan jasadnya, sedangkan para malaikat mempersiapkan ruhnya untuk dibawa ke langit.
Setiap orang yang beriman akan merasakan kengerian dan sakitnya sakaratul maut sesuai dengan kadar keimanan mereka. Sehingga para Nabi‘alaihimussalam adalah golongan yang paling dahsyat dan pedih tatkala menghadapi sakaratul maut, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ بَلاَءً اْلأَنْبِيَاءُ ثُمَّ اْلأَمْثَلُ فَاْلأَمْثَلُ، يُبْتَلَى الرَّجُلُ عَلَى حَسَبِ دِيْنِهِ
“Sesungguhnya manusia yang berat cobaannya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang semisalnya, kemudian yang semisalnya. Seseorang diuji sesuai kadar agamanya.” (HR. At-Tirmidzi no. 2398 (2/64), dan Ibnu Majah no. 4023, dan yang selainnya. Lihat Ash-Shahihah no. 143)
Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
فَلاَ أَكْرَهُ شِدَّةَ الْمَوْتِ ِلأَحَدٍ أَبَدًا بَعْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
“Aku tidak takut (menyaksikan) dahsyatnya sakaratul maut pada seseorang setelah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam .” (HR. Al-Bukhari no. 4446)
Al-Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata: “Para ulama mengatakan bahwa bila sakaratul maut ini menimpa para nabi, para rasul ‘alaihimussalam, juga para wali dan orang-orang yang bertakwa, mengapa kita lupa? Mengapa kita tidak bersegera mempersiapkan diri untuk menghadapinya? Allah subhanahu wata’ala berfirman (yang artinya):
“Katakanlah: ‘Berita itu adalah berita yang besar, yang kamu berpaling darinya’.” (Shad: 67-68)
Apa yang terjadi pada para nabi ‘alaihimussalam berupa pedih dan rasa sakit menghadapi kematian, serta sakaratul maut, memiliki dua faedah:
1. Agar manusia mengetahui kadar sakitnya maut, meskipun hal itu adalah perkara yang tidak nampak. Terkadang, seseorang melihat ada orang yang meninggal tanpa adanya gerakan dan jeritan. Bahkan ia melihat sangat mudah ruhnya keluar. Alhasil, ia pun menyangka bahwa sakaratul maut itu urusan yang mudah. Padahal ia tidak mengetahui keadaan yang sebenarnya dirasakan oleh orang yang mati. Maka, tatkala diceritakan tentang para nabi yang menghadapi sakit karena sakaratul maut -padahal mereka adalah orang-orang mulia di sisi Allah subhanahu wata’ala, dan Allah subhanahu wata’ala pula yang meringankan sakitnya sakaratul maut pada sebagian hamba-Nya- hal itu akan menunjukkan bahwa dahsyatnya sakaratul maut yang dirasakan dan dialami oleh mayit itu benar-benar terjadi -selain pada orang syahid yang terbunuh di medan jihad-, karena adanya berita dari para nabi ‘alaihimussalam tentang perkara tersebut. (At-Tadzkirah, hal. 25-26)
Al-Imam Al-Qurthubirahimahullah mengisyaratkan kepada hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
مَا يَجِدُ الشَّهِيدُ مِنْ مَشِّ الْقَتْلِ إِلاَّ كَمَا يَجِدُ أَحَدُكُمْ مِنْ مَشِّ الْقُرْصَةِ
“Orang yang mati syahid tidaklah mendapati sakitnya kematian kecuali seperti seseorang yang merasakan sakitnya cubitan atau sengatan.” (HR. At-Tirmidzi no. 1668)
Al-Imam Al-Qurthubirahimahullah melanjutkan:
2. Kadang-kadang terlintas di dalam benak sebagian orang, para nabi adalah orang-orang yang dicintai Allah subhanahu wata’ala. Bagaimana bisa mereka merasakan sakit dan pedihnya perkara ini? Padahal Allah subhanahu wata’ala Maha Kuasa untuk meringankan hal ini dari mereka, sebagaimana firman Allah subhanahu wata’ala:
أَمَّا إِنَّا قَدْ هَوَّنَّا عَلَيْكَ
“Adapun Kami sungguh telah meringankannya atasmu.”
Maka jawabannya adalah:
إِنَّ أَشَدَّ النَّاسِ بَلاَءً فِي الدُّنْيَا اْلأَنْبِيَاءُ ثُمَّ اْلأَمْثَلُ فَاْلأَمْثَلُ
“Sesungguhnya orang yang paling dahsyat ujiannya di dunia adalah para nabi, kemudian yang seperti mereka, kemudian yang seperti mereka.” (Lihat Ash-Shahihah no. 143)
Maka Allah subhanahu wata’ala ingin menguji mereka untuk menyempurnakan keutamaan-keutamaan serta untuk meninggikan derajat mereka di sisi Allahsubhanahu wata’ala. Hal itu bukanlah kekurangan bagi mereka dan bukan pula azab. (At-Tadzkirah, hal. 25-26)
Malaikat yang Bertugas Mencabut Ruh
Allah subhanahu wata’ala dengan kekuasaan yang sempurna menciptakan malakul maut (malaikat pencabut nyawa) yang diberi tugas untuk mencabut ruh-ruh, dan dia memiliki para pembantu sebagaimana firman-Nya subhanahu wata’ala (yang artinya):
“Katakanlah: ‘Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikan kamu’ kemudian hanya kepada Rabbmulah kamu akan dikembalikan.” (As-Sajdah: 11)
Asy-Syaikh Abdullah bin ‘Utsman Adz-Dzamari hafizahullah berkata: “Malakul maut adalah satu malaikat yang Allah subhanahu wata’ala beri tugas untuk mencabut arwah para hamba-Nya. Namun tidak ada dalil yang shahih yang menunjukkan bahwa nama malaikat itu adalah Izrail. Nama ini tidak ada dalam Kitab Allah subhanahu wata’ala, juga tidak ada di dalam Hadits-hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Allah subhanahu wata’ala hanya menamainya malakul maut, sebagaimana firman-Nya (yang artinya):. Allah subhanahu wata’ala hanya menamainya malakul maut, sebagaimana firman-Nya (yang artinya):
“Katakanlah: ‘Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu’.” (As-Sajdah: 11)
Ibnu Abil Izzi Al-Hanafi rahimahullah berkata: “Ayat ini tidak bertentangan dengan firman Allah subhanahu wata’ala (yang artinya):
“Sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dialah Pembuat perhitungan yang paling cepat.” (Al-An’am: 61-62)
Karena malakul maut yang bertugas mencabut ruh dan mengeluarkan dari jasadnya, sementara para malaikat rahmat atau para malaikat azab (yang membantunya) yang bertugas membawa ruh tersebut setelah keluar dari jasad. Semua ini terjadi dengan takdir dan perintah Allah subhanahu wata’ala, (maka penyandaran itu sesuai dengan makna dan wewenangnya).” (Syarh Al-‘Aqidah Ath-Thahawiyah, hal. 602)

Senin, 12 Desember 2011

Silabus PAI Kelas XII SMA/SMK

S I L A B U S
Nama Sekolah                        :  SMA BINA UMAT CIMANGGUNG                                                                                                                                   
Mata Pelajaran                     :  Pendidikan Agama Islam                 
Kelas / Semester                    :  XII/ 1
Alokasi Waktu                       :  6 x 45 menit
Standar Kompetensi             :  1. Memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang anjuran bertoleransi.

KOMPETENSI DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR

1.1    Membaca  QS Al-Kafiruun, QS Yunus: 40-41, dan QS Al-Kahfi: 29


·      Q.S. Al-Kafirun
·      Q.S. Yunus; 40-41
·      Q.S. Al-Kahfi; 29
Tatap Muka:
·         Membaca Al Quran surat Al kafirun, Yunus : 40-41 dan Al Kahfi : 29.
Penugasan Terstruktur:
·         Secara berkelompok siswa mengidentifikasi tajwid Q.S. Al kafirun, Yunus, 40-41, dan Al Kahfi: 29.

·         Mampu membaca Al Quran surat Al kafirun, Yunus : 40-41 dan Al Kahfi : 29 dengan baik dan benar
·         Mampu mengidentifikasi tajwid Q.S. Al kafirun, Yunus, 40-41, dan Al Kahfi : 29 dengan benar


Tes Lisan dalam membaca al-Qur’an.



 90 menit

54 menit
1.       Syamsuri, 2006, Pendidikan Agama Islam untuk SMA kelas XII, Jakarta: Penerbit Erlangga,
2.       Khuslan Haludi dan Abdurrohman Sa’id, 2008, Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama Islam, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
3.       Buku tajwid
4.       Shihab, M. Quraish, 1996, Wawasan al-Qur’an, Bandung: Mizan
5.       Tim Penyusun Ensiklopdi Islam, 2002, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve

1.2    Menjelaskan arti  QS Al-Kafiruun, QS Yunus: 40-41, dan QS Al-Kahfi: 29


·      Q.S. Al-Kafirun
·      Q.S. Yunus; 40-41
·      Q.S. Al-Kahfi; 29
Tatap Muka:
·         Mengartikan per-kata Al Quran surat Al kafirun, Yunus : 40-41 dan Al Kahfi : 29.
·         Mengartikan per-ayat  Al kafirun, Yunus, 40-41, dan Al Kahfi : 29.
·         Mendiskusikan terjemah Al Quran surat Al kafirun, Yunus : 40-41 dan Al Kahfi : 29.

·         Mampu mengartikan per-kata Al Quran surat Al kafirun, Yunus : 40-41 dan Al Kahfi : 29.
·         Mampu mengartikan per-ayat  Al kafirun, Yunus, 40-41, dan Al Kahfi : 29.
·         Mampu menterjemahkan Al Quran surat Al kafirun, Yunus : 40-41 dan Al Kahfi : 29.

Tes Lisan dalam mengartikan al-Qur’an.


90 menit
1.3    Membiasakan perilaku bertoleransi seperti terkandung dalam QS Al-Kafiruun, QS Yunus: 40-41, dan QS Al-Kahfi: 29


·      QS. Al-Kafirun
·      QS. Yunus; 40-41
·      QS. Al Kahfi : 29


Tatap Muka:
·         Mengidentifikasi perilaku bertoleransi sesuai dengan Al Quran surat Al kafirun, Yunus : 40-41 dan Al Kahfi : 29.
·         Mempraktikkan perilaku bertoleransi sesuai dengan Al Quran surat Al kafirun, Yunus : 40-41 dan Al Kahfi : 29.
·         Menunjukkan perilaku bertoleransi sesuai dengan Al Quran surat Al kafirun, Yunus : 40-41 dan Al Kahfi : 29.

·         Mampu mengidentifikasi perilaku bertoleransi sesuai dengan Al Quran surat Al kafirun, Yunus : 40-41 dan Al Kahfi : 29.
·         Mampu mempraktikkan perilaku bertoleransi sesuai dengan Al Quran surat Al kafirun, Yunus : 40-41 dan Al Kahfi : 29.
·         Mampu menunjukkan perilaku bertoleransi sesuai dengan Al Quran surat Al kafirun, Yunus : 40-41 dan Al Kahfi : 29.

Tes tertulis bentuk uraian bebas.
Contoh instrumen:
1.       Bagaimanakah cara kita bertoleransi dengan orang yang berbeda agama?


90 menit

S I L A B U S
Nama Sekolah                       :  SMA BINA UMAT CIMANGGUNG
Mata Pelajaran                     :  Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semster                      :  XII / 1
Alokasi Waktu                       :  6 x 45 menit
Standar Kompetensi            :  2. Memahami ayat-ayat al-Qur’an tentang etos kerja.
.KOMPETENSI DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR

2.1    Membaca QS Al-Mujadalah: 11 dan QS Al-Jumuah: 9-10

·      Q.S. Al-Mujadalah;11
·      Q.S. Al-Jumuah; 9-10
Tatap Muka:
·         Membaca Al Quran surat Al Mujadalah: 11 dan Al Jumuah : 9-10.
·         Mengidentifikasi tajwid Al Quran surat Al Mujadalah: 11 dan Al Jumuah : 9-10.
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
Secara berkelompok menulis terjemah Surat al Mujadalah ayat 11 dan al Jumuah ayat 9-10 dalam kertas manila.

·         Mampu membaca Al Quran surat Al Mujadalah: 11 dan Al Jumuah : 9-10 dengan baik dan benar
·         Mampu mengidentifikasi tajwid Al Quran surat Al Mujadalah: 11 dan Al Jumuah : 9-10.


Tes Lisan dalam membaca al-Qur’an.



90 menit




54 menit
1.       Syamsuri, 2006, Pendidikan Agama Islam untuk SMA kelas XII, Jakarta: Penerbit Erlangga.
2.       Khuslan Haludi dan Abdurrohman Sa’id, 2008, Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama Islam, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
3.       Buku tajwid
4.       Shihab, M. Quraish, 1996, Wawasan al-Qur’an, Bandung: Mizan
5.       Tim Penyusun Ensiklopedi Islam, 2002, Ensiklopedi Islam, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve

2.2    Menjelaskan arti QS Al-Mujadalah: 11 dan QS Al-Jumuah: 9-10

·      Q.S. Al-Mujadalah;11
·      Q.S. Al-Jumuah; 9-10
Tatap Muka:
·         Mengartikan perkata  Al Quran surat Al Mujadalah: 11 dan Al Jumuah : 9-10.
·         Mengartikan per-ayat  Al Quran surat Al Mujadalah: 11 dan Al Jumuah : 9-10.
·         Mendiskusikan terjemah Al Quran surat Al Mujadalah :11 dan Al Jumuah : 9-10

·         Mampu mengartikan perkata  Al Quran surat Al Mujadalah: 11 dan Al Jumuah : 9-10.
·         Mampu mengartikan per-ayat  Al Quran surat Al Mujadalah: 11 dan Al Jumuah : 9-10.
·         Mampu menterjemahkan Al Quran surat Al Mujadalah :11 dan Al Jumuah : 9-10

Tes Lisan dalam mengartikan al-Qur’an.


90 menit
2.3    Mebiasakan beretos kerja seperti terkandung dalam QS Al-Mujadalah: 11, dan QS Al-Jumuah: 9-10


·      Q.S. Al-Mujadalah;11
·      Q.S. Al-Jumuah; 9-10
Tatap Muka:
·         Mengidentifikasi perilaku etos kerja sesuai dengan   Al Quran surat Al Mujadalah: 11 dan Al Jumuah : 9-10.
·         Mempraktikkan perilaku etos kerja seperti yang terkandung dalam  Al Quran surat Al Mujadalah: 11 dan Al Jumuah : 9-10.
·         Menunjukkan perilaku etos kerja sesuai dengan  Al Quran surat Al Mujadalah :11 dan Al Jumuah : 9-10.


·         Mampu mengidentifikasi perilaku etos kerja sesuai dengan   Al Quran surat Al Mujadalah: 11 dan Al Jumuah : 9-10.
·         Mampu mempraktikkan perilaku etos kerja seperti yang terkandung dalam  Al Quran surat Al Mujadalah: 11 dan Al Jumuah : 9-10.
·         Mampu menunjukkan perilaku etos kerja sesuai dengan  Al Quran surat Al Mujadalah :11 dan Al Jumuah : 9-10.

Nontes berupa laporan hasil identifikasi siswa tentang bertoleransi dalam kehidupan.

90 menit

S I L A B U S
Nama Sekolah                       :  SMA BINA UMAT CIMANGGUNG
Mata Pelajaran                     :  Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semster                      :  XII / 1
Alokasi Waktu                       :  4 x 45 menit
Standar Kompetensi            :  3. Meningkatkan keimanan  kepada Hari Akhir

KOMPETENSI DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR

3.1     Menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap Hari Akhir

Iman kepada Hari Akhir.
Tatap Muka:
·         Mengidentifikasi perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap Hari Akhir.
·         Mempraktikkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap Hari Akhir.
·         Menerapkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap Hari Akhir.


·         Mampu menjelaskan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap Hari Akhir.
·         Mampu menampilkan perilaku yang mencerminkan keimanan terhadap Hari Akhir.
·         Memperbanyak beribadah dan bertaubat dalam kehidupan sehari-hari


Tes tertulis bentuk uraian.
Contoh instrumen:
1.       Bagaimana perilaku orang yang beriman kepada hari akhir?

90 menit

1.       Syamsuri, 2006, Pendidikan Agama Islam untuk SMA kelas XII, Jakarta: Penerbit Erlangga.
2.       Khuslan Haludi dan Abdurrohman Sa’id, 2008, Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama Islam, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

3.2     Menerapkan hikmah beriman kepada Hari Akhir

Hikmah beriman kepada hari akhir
Tatap Muka:
·         Mengidentifikasi hikmah yang terkandung dalam beriman kepada Hari Akhir.
·         Mendiskusikan hikmah beriman kepada hari akhir.
·         Mempresentasikan hasil diskusi tentang hikmah beriman kepada Hari Akhir.
·         Menunjukkan hikmah beriman kepada Hari Akhir.
Penugasan Terstruktur:
Menyusun laporan hasil diskusi kelas


·         Menjelaskan hikmah beriman kepada Hari Akhir.
·         Mendeskripsikan hikmah beriman kepada hari akhir
·         Menerapkan hikmah beriman kepada Hari Akhir.


Non tes laporan hasil diskusi kelas


90 menit









54 menit



S I L A B U S
Nama Sekolah                       :  SMA BINA UMAT CIMANGGUNG
Mata Pelajaran                     :  Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semster                       :  XII / 1
Alokasi Waktu                       :  4 x 45 menit
Standar Kompetensi            :  4. Membiasakan perilaku terpuji.

KOMPETENSI DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR

4.1     Menjelaskan pengertian adil, ridha, dan amal shaleh

Adil, Ridha dan Amal saleh :
·         Pengertian Adil
·         Pengertian Ridha
·         Pengertian Amal saleh
Tatap Muka:
·         Mendiskusikan pengertian adil.
·         Mendiskusikan pengertian  ridha.
·         Mendiskusikan pengertian amal shaleh

Penugasan Terstruktur:
·         Mengidentifikasi contoh perilaku adil, ridha dan amal saleh

Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur:
·         Menunjukkan perilaku adil, ridha dan amal saleh dalam kehidupan seharai-hari


·         Mampu menjelaskan pengertian adil
·         Mampu menjelaskan pengertian ridha
·         Mampu menjelaskan pengertian amal saleh

Non Tes bentuk penilaian terhadap  aktivitas siswa dalam berdiskusi

90 menit




34 menit


20 menit
1.       Syamsuri, 2006, Pendidikan Agama Islam untuk SMA kelas XII, Jakarta: Penerbit Erlangga.
2.       Khuslan Haludi dan Abdurrohman Sa’id, 2008, Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama Islam, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

4.2     Menampilkan contoh perilaku adil, ridha, dan amal shaleh


Adil, Ridha dan Amal saleh :
·         Contoh perilaku adil
·         Contoh perilaku ridha
·         Contoh perilaku amal saleh.

Tatap Muka:
·         Mempraktikkan contoh perilaku adil.
·         Mempraktikkan contoh perilaku ridha.
·         Mempraktikkan contoh perilaku amal shaleh

Penugasan Terstruktur:
·         Mengidentifikasi perbuatan-perbuatan yang termasuk amal saleh.



·         Menampilkan contoh perilaku adil.
·         Menampilkan contoh perilaku ridha.
·         Menampilkan contoh perilaku amal saleh.


Non Tes: bentuk pengamatan terhadap sikap siswa
45 menit








27 menit
4.3     Membiasakan perilaku adil, ridha, dan amal shaleh dalam kehidupan sehari-hari

Adil, Ridha dan Amal saleh:
·         Pembiasaan perilaku adil
·         Pembiasaan perilaku ridha
·         Pembiasaan perilaku amal shaleh.

Tatap Muka:
·         Berlatih berperilaku adil.
·         Berlatih berperilaku ridha.
·         Berlatih berperilaku amal shaleh.

Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur:
·         Menyusun Laporan Tentang pelaksanaan amal saleh selama 2 minggu berturut-turut setelah pertemuan tatap muka materi ini.


·         Menunjukkan perilaku adil.
·         Menunjukkan perilaku ridha.
·         Menunjukkan perilaku amal shaleh.


Non Tes: berupa laporan kegiatan siswa dalam membiasakan adil, ridha dan amal shaleh.

45 menit



27 menit















S I L A B U S

Nama Sekolah                       :  SMA BINA UMAT CIMANGGUNG
Mata Pelajaran                     :  Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semster                      :  XII / 1
Alokasi Waktu                       :  6 x 45 menit
Standar Kompetensi            :  5. Memahami hukum Islam tentang Hukum Keluarga

KOMPETENSI DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR

5.1     Menjelaskan  ketentuan hukum  perkawinan dalam Islam


Ketentuan hukum pernikahan dalam Islam
·         Rukun nikah
·         Muhrim
·         Kewajiban suami istri.
·         Talak
·         Ruju’


Tatap Muka:
·         Mendiskusikan ketentuan hukum Islam tentang nikah.
·         Mendiskusikan ketentuan hukum Islam tentang talak.
·         Mendiskusikan ketentuan hukum Islam tentang ruju’.


·       Menjelaskan ketentuan hukum Islam tentang nikah
·       Menjelaskan hukum Islam tentang talak
·       Menjelaskan hukum Islam tentang  ruju’

Tes tertulis bentuk uraian
Contoh instrumen:
1.       Sebutkan yang termasuk rukun nikah!



2 x 45 menit

1.       Syamsuri, 2006, Pendidikan Agama Islam untuk SMA kelas XII, Jakarta: Penerbit Erlangga.
2.       Khuslan Haludi dan Abdurrohman Sa’id, 2008, Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama Islam, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
3.        UU No 1/1974 tentang perkawinan
5.2     Menjelaskan hikmah perkawinan


Hikmah perkawinan

Tatap Muka:
·         Mendiskusikan tentang hikmah pernikahaan dalam Islam.
·         Mendiskusikan tentang hikmah talak.
·          Mendiskusikan tentang hikmah ruju’.


·       Menjelaskan hikmah nikah
·       Menjelaskan hikmah talak
·       Menjelaskan hikmah ruju’.

2 x 45 menit
5.3     Menjelaskan ketentuan perkawinan menurut perundang-undangan di Indonesia


Ketentuan perkawinan menurut perundang-undangan di Indonesia.

Tatap Muka:
·         Mencari literatur tentang perundang-undang perkawinan di Indonesia.
·         Mendiskusikan tentang ketentuan perkawinan menurut perundang-undangan di Indonesia.
·         Menjelaskan ketentuan perkawinan menurut perundang-undangan perkawinan di Indonesia.

Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur:

Melalui telaah pustaka mengidentifikasi hokum kawin mut’ah atau kontrak, kawin siri dan kawin dengan perempuan di bawah umur.


·       Menjelaskan ketentuan perkawinan menurut perundang-undangan tentang perkawinan di Indonesia.
·       Menguraikan kompilasi hukum tentang perkawinan di Indonesia.


Non Tes berupa laporan kerja siswa


90 menit









54 menit
















S I L A B U S

Nama Sekolah                       :  SMA BINA UMAT CIMANGGUNG
Mata Pelajaran                     :  Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semster                      :  XII / 1
Alokasi Waktu                       :  4 x 45 menit
Standar Kompetensi            :  6. Memahami perkembangan Islam di Indonesia.
KOMPETENSI DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR

6.1    Menjelaskan perkembangan Islam di Indonesia



Perkembangan Islam di Indonesia.

Tatap Muka:
·         Mencari literatur tentang perkembangan Islam di Indonesia.
·         Mendiskusikan perkembangan Islam di Indonesia.
·         Menunjukkan manfaat dari sejarah perkembangan Islam di Indonesia.
Penugasan Terstruktur:
Secara berkelompok menyusun materi diskusi untuk pertemuan berikutnya tentang contoh dan hikmah perkembangan Islam di Indonesia

·         Mampu menjelaskan masuk dan berkembangnya Islam di Indonesia
·         Mampu menguraikan manfaat yang dapat diambil dari sejarah perkembangan Islam di Indonesia.


Tes tertulis bentuk uraian.
Contoh instrumen:
1.       Bagaimana  cara Islam masuk ke Indonesia?



90 menit






54 menit

1.       Syamsuri, 2006, Pendidikan Agama Islam untuk SMA kelas XII, Jakarta: Penerbit Erlangga.

2.       Khuslan Haludi dan Abdurrohman Sa’id, 2008, Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama Islam, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

6.2    Menampilkan contoh perkembangan Islam di Indonesia

Contoh perkembangan Islam di Indonesia
Tatap Muka:
·         Mengidentifikasi contoh-contoh perkembangan Islam di Indonesia.
·         Mendiskusikan contoh perkembangan Islam di Indonesia.


·         Mampu menentukan ciri-ciri  perkembangan Islam di Indonesia
·         Mampu menunjukkan contoh-contoh perkembangan Islam di  Indonesia

45 menit


6.3    Mengambil hikmah dari perkembangan Islam di Indonesia


Hikmah perkembangan Islam di Indonesia.
Tatap Muka:
·         Mengidentifikasi perkembangan Islam di Indonesia
·         Mendiskusikan hikmah perkembangan Islam di Indonesia.
·         Mempresentasikan hasil diskusi tentang hikmah perkembangan Islam di Indonesia


·         Mampu mengidentifikasi hikmah  perkembangan Islam di Indonesia.
·         Mampu menjelaskan hikmah perkembangan Islam di Indonesia

Nontes berupa:
Laporan hasil diskusi siswa


45 menit

Cimanggung,     Juli 2011
MENGETAHUI
KEPALA SMA BINA UMAT CIMANGGUNG




DADAN M RAMDAN, S.Ag
NIP. -

GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM,




JAJAT SUDRAJAT, S.Th.I
NIP. -

S I L A B U S
Nama Sekolah                       :  SMA BINA UMAT CIMANGGUNG                                                                                                                                   
Mata Pelajaran                     :  Pendidikan Agama Islam                 
Kelas / Semester                 :  XII / 2
Alokasi Waktu                       :  6 x 45 menit
Standar Kompetensi            :  7. Memahami ayat-ayat al Quran tentang pengembangan IPTEK
KOMPETENSI DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR


7.1     Membaca  QS Yunus:101 dan QS Al-Baqarah: 164

·    Al Quran Surat  Yunus; 101
·    Al Quran Surat Al-Baqarah: 164

Tatap Muka:
·         Membaca  QS Yunus; 101 dan Al-Baqarah; 164
·         Mengidentifikasi tajwid QS Yunus; 101 dan Al-Baqarah; 164.


·         Mampu membaca  QS Yunus; 101 dan Al-Baqarah; 164 dengan baik dan benar.
·         Mampu mengidentifikasi tajwid QS Yunus; 101 dan Al-Baqarah; 164.


Jenis Tagihan:
Tugas Individu dalam membaca al-Qur’an

Bentuk instrumen:
Lembar pengamatan membaca dan menrjemahkan al-Qur’an
90 menit

1.       Syamsuri, 2006, Pendidikan Agama Islam untuk SMA kelas XII, Jakarta: Penerbit Erlangga.

2.       Khuslan Haludi dan Abdurrohman Sa’id, 2008, Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama Islam, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.


7.2     Menjelaskan arti  QS Yunus: 101 dan QS  Al-Baqarah: 164

·         Al Quran surat Yunus; 101
·         Al Quran Surat Al Baqarah: 164

Tatap Muka:
·         Mengartikan per-kata   QS Yunus; 101 dan Al-Baqarah; 164
·         Mengartikan per-ayat QS Yunus; 101 dan Al-Baqarah; 164.
·         Mendiskusikan terjemah Q.S. Yunus : 101 dan Al Baqarah : 164


·         Mampu mengartikan per-kata   QS Yunus; 101 dan Al-Baqarah; 164
·         Mampu mengartikan per-ayat QS Yunus; 101 dan Al-Baqarah; 164.
·         Mampu menterjemahkan Q.S. Yunus : 101 dan Al Baqarah : 164

90 menit

7.3     Melakukan pengembangan iptek seperti terkandung dalam QS Yunus: 101 dan QS  Al-Baqarah: 164


·         Al Quran surat Yunus; 101
·         Al Quran Surat Al Baqarah: 164

Tatap Muka:
·         Mendiskusikan Al Quran tentang pengembangan IPTEK
·         Menerapkan Al Quran surat Yunus : 101 dan Al Baqarah : 164 tentang  pengembangan IPTEK
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur:
Membuat laporan tentang dampak positif dan negatif dari kemajuan iptek terhadap pendidikan.

·         Mampu menggali kandungan Al Quran tentang pengembangan IPTEK
·         Menerapkan Al Quran surat Yunus : 101 dan Al Baqarah : 164 tentang pengembangan IPTEK

90 menit





54 menit



      S I L A B U S

Nama Sekolah                       :  SMA BINA UMAT CIMANGGUNG
Mata Pelajaran                     :  Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semster                      :  XII/ 2
Alokasi Waktu                       :  4 x 45 menit
Standar Kompetensi            :  8. Meningkatkan keimanan kepada Qadha’ dan Qadar

KOMPETENSI DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR


8.1    Menjelaskan tanda-tanda keimanan kepada qadha’ dan qadar



Iman kepada qadha dan qadar :
Tanda-tanda keimanan kepada qadha dan qadar.

Tatap Muka:
·         Mengidentifikasi tanda-tanda keimanan kepada qadha dan qadar.
·         Mendiskusikan tanda-tanda keimanan kepada qadha dan qadar

Penugasan Terstruktur:
Melalui perenungan terhadap pengalaman pribadi siswa mengidentifikasi hikmah beriman kepada qadha dan qadar.


·        Menjelaskan pengertian qadha dan qadar.
·        Menjelaskan pengertian keimanan kepada qadha dan qadar.
·        Mampu menjelaskan tanda-tanda keimanan kepada qadha dan qadar


Tes tertulis bentuk uraian.
Contoh instrument:
1.       Apakah yang dimaksud dengan iman kepada qadha dan qadar?



90 menit

1.       Syamsuri, 2006, Pendidikan Agama Islam untuk SMA kelas XII, Jakarta: Penerbit Erlangga.

2.       Khuslan Haludi dan Abdurrohman Sa’id, 2008, Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama Islam, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

8.2    Menerapkan hikmah beriman kepada qadha’ dan qadar

Hikmah beriman kepada qadha dan qadar

Tatap Muka:
·         Mengidentifikasi hikmah beriman kepada qadha’ dan qadar.
·         Mendiskusikan hikmah beriman kepada qadha dan qadar.


·        Menjelaskan hikmah beriman kepada qadha dan qadar.
·        Menunjukkan perilaku ikhtiar dan tawakkal dalam kehidupan sehari-hari.

90 menit







S I L A B U S

Nama Sekolah                       :  SMA BINA UMAT CIMANGGUNG
Mata Pelajaran                     :  Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semster                      :  XII/ 2
Alokasi Waktu                       :  4 x 45 menit
Standar Kompetensi            :  9. Membiasakan perilaku terpuji.

KOMPETENSI DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR

9.1    Menjelaskan pengertian dan maksud persatuan dan kerukunan


Persatuan dan Kerukunan:
·       Pengertian dan maksud persatuan.
·       Pengertian dan maksud kerukunan


Tatap Muka:
·         Mengkaji dan mendiskusikan tentang pengertian persatuan.
·          Mengkaji dan mendiskusikan tentang pengertian kerukunan

Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur:
Membiasakan bersatu dan rukun di sekolah.


·         Mampu menjelaskan pengertian dan maksud persatuan.
·         Mampu menjelaskan pengertian dan maksud kerukunan

Tes tertulis bentuk uraian:
Contoh oinstrumen:
1.       Apakah yang dimaksud dengan persatuan dan kerukunan?

90 menit






54 menit

1.       Syamsuri, 2006, Pendidikan Agama Islam untuk SMA kelas XII, Jakarta: Penerbit Erlangga.

2.       Khuslan Haludi dan Abdurrohman Sa’id, 2008, Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama Islam, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

9.2    Menampilkan contoh perilaku  persatuan dan kerukunan


·       Contoh perilaku Persatuan
·       Contoh perilaku Kerukunan


Tatap Muka:
·         Menampilkan contoh perilaku persatuan.
·         Menampilkan contoh perilaku kerukunan


·         Mampu menunjukkan contoh perilaku persatuan.
·         Mampu menunjukkan contoh perilaku  kerukunan.


Non tes

Bentuk instrumen : Lembar pengamatan



 45 menit
9.3    Membiasakan perilaku persatuan dan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari


·       Persatuan dan kerukunan dalam kehidupan sehari-hari

Tatap Muka:
·         Mempraktikkan perilaku persatuan dalam kehidupan sehari-hari.
·         Mempraktikkan perilaku kerukunan dalam pergaulan

·         Membiasakan perilaku persatuan dalam kehidupan sehari-hari..
·         Menunjukkan perilalku rukun dalam pergaulan.


 45 menit


S I L A B U S
Nama Sekolah                       :  SMA BINA UMAT CIMANGGUNG
Mata Pelajaran                     :  Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semster                      :  XII / 2
Alokasi Waktu                       :  4  x 45 menit
Standar Kompetensi            :  10. Menghindari Perilaku Tercela
.
KOMPETENSI DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR

10.1  Menjelaskan pengertian  isyrof, tabzir, ghibah, dan fitnah

Perilaku tercela
Pengertian :
·         Isyrof
·         Tabzir
·         Ghibah
·         Fitnah

Tatap Muka:
·         Merumusukan  pengertian isyrof, tabzir, ghibah, dan fitnah
·         Mendiskusikan pengertian isyrof, tabzir, ghibah, dan fitnah

·         Mampu menjelaskan pengertian isyrof
·         Mampu menjelaskan pengertian tabzir
·         Mampu menjelaskan pengertian ghibah.
·         Mampu menjelaskan pengertian fitnah


Tes tertulis bentuk uraian:
Contoh instrumen:
1.       Apakah pengertian isyrof?

90 menit

1.       Syamsuri, 2006, Pendidikan Agama Islam untuk SMA kelas XII, Jakarta: Penerbit Erlangga.

2.       Khuslan Haludi dan Abdurrohman Sa’id, 2008, Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama Islam, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

10.2  Menjelaskan contoh  perilaku  isyrof, tabzir, ghibah, dan fitnah


Contoh perilaku :
·         Isyrof
·         Tabzir
·         Ghibah
·         Fitnah
Tatap Muka:
·         Mengidentifikasi contoh-contoh perilaku isyraf, tabzir, ghibah, dan fitnah
·         Mendiskusikan contoh perilaku isyrof, tabzir, ghibah, dan fitnah
Penugasan Terstruktur:
Mengidentifikasi cara-cara menghindari perbuatan isyraf, tabjir, ghibah dan fitnah.

·         Mampu menjelaskan contoh perilaku isyrof
·         Mampu menjelaskan contoh perilaku tabzir
·         Mampu menjelaskan contoh perilaku ghibah
·         Mampu menjelaskan contoh perilaku fitnah

45 menit




27 menit
10.3  Menghindari perilaku isyraf, tabzir, ghibah, dan fitnah dalam kehidupan sehari-hari

Menghindari perilaku :
·        Isyrof
·        Tabzir
·        Ghibah
·        Fitnah
Tatap Muka:
·         Mengkaji faktor-faktor buruk perilaku isyrof, tabzir, ghibah, dan fitnah
·         Mengkaji cara-cara menghindar dari perilaku isyrod, tabzir, ghibah, dan fitnah
·         Membiasakan menghindari perilaku isyrof, tabzir, ghibah, dan fitnah.

·         Mampu menghindari perilaku isyraf.
·         Mampu menghindari perilaku tabzir
·         Mampu menghindari perilaku ghibah
·         Mampu menghindari prilaku fitnah
·         Mampu menunjukkan akibat dari isyraf, tabzir, ghibah dan fitnah
  45 menit

S I L A B U S
Nama Sekolah                       :  SMA BINA UMAT CIMANGGUNG
Mata Pelajaran                     :  Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semster                      :  XII / 2
Alokasi Waktu                       :  6 x 45 menit
Standar Kompetensi            :  11. Memahami hukum Islam tentang Waris

KOMPETENSI DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR

11.1  Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris

Ketentuan hukum Waris:
·       Syarat-ayarat pembagian warisan
·       Ketentuan ahli waris
·       Hal-hal yang membatalkan hak waris.

Tatap Muka:
Mengkaji dan mendiskusikan tentang ketentuan hukum waris berdasarkan pada perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

·         Mampu menjelaskan ketentuan hukum waris
·         Mampu menjelaskan tentang ahli waris
·         Mampu menjelaskan pembagian masing-masing ahli waris.

Tes tertulis bentuk uraian.
Contoh instrumen:
1.       Apakah yang dimaksud dengan dzawil furudh?


90 menit

1.       Syamsuri, 2006, Pendidikan Agama Islam untuk SMA kelas XII, Jakarta: Penerbit Erlangga.

2.       Khuslan Haludi dan Abdurrohman Sa’id, 2008, Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama Islam, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

3.       Laptop, LCD, CD Faroidl.

11.2  Menjelaskan contoh pelaksanaan hukum waris


·       Contoh pelaksanaan hukum waris
·       Contoh perhitungan warisan

  Tatap Muka:
·         Mendiskusikan tentang contoh pelaksanaan hukum waris menurut undang-undang waris di Indonesia
·         Mendiskusikan tentang contoh-contoh pelaksanaan waris menurut hukum adat

Penugasan Terstruktur:
Siswa membuat contoh kasus pembagian dan perhitungan waris di dalam keluarganya masing-masing.


·         Menyebutkan contoh pelaksanaan hukum waris yang terdapat dalam undang-undang waris
·         Memperagakan cara-cara menghitung pembagian warisan secara Islam

180 menit










108 menit



S I L A B U S


Nama Sekolah                       :  SMA BINA UMAT CIMANGGUNG
Mata Pelajaran                     :  Pendidikan Agama Islam
Kelas/Semster                      :  XII / 2
Alokasi Waktu                       :  4  x 45 menit
Standar Kompetensi            :  12. Memahami perkembangan Islam di dunia.

KOMPETENSI DASAR
MATERI PEMBELAJARAN
KEGIATAN PEMBELAJARAN
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
PENILAIAN
ALOKASI WAKTU
SUMBER BELAJAR

12.1Menjelaskan perkembangan Islam di dunia

Perkembangan Islam di dunia

 Tatap Muka:
·         Membaca literatur tentang perkembangan Islam di dunia
·         Mendiskusikan perkembangan Islam di dunia


·         Mampu menjelaskan perkembangan Islam di dunia
·         Mampu mengidentifikasi manfaat yang dapat diambil dari sejarah perkembangan Islam di dunia.


Tes tertulis bentuk uraian.
Contoh instrumen:
1.       Bagaimanakah perkembangan Islam saat ini?

90 menit

1.       Syamsuri, 2006, Pendidikan Agama Islam untuk SMA kelas XII, Jakarta: Penerbit Erlangga.

2.       Khuslan Haludi dan Abdurrohman Sa’id, 2008, Integrasi Budi Pekerti dalam Pendidikan Agama Islam, Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

12.2Menampilkan contoh perkembangan Islam di dunia

Menampilkan contoh perkembangan Islam di dunia

Tatap Muka:
·         Mengidentifikasi perkembangan Islam di dunia
·         Mendiskusikan contoh perkembangan Islam di dunia.


·         Menjelaskan contoh perkembangan Islam di dunia
·         Mampu memberikan contoh perkembangan Islam di dunia


90 menit
12.3Mengambil hikmah dari perkembangan Islam di dunia
Hikmah perkembangan Islam di dunia
Tatap Muka:
·         Mengidentifikasi perkembangan Islam di dunia.
·         Mendiskusikan hikmah perkembangan Islam di dunia.
·         Mempresentasikan hasil diskusi tentang hikmah perkembangan Islam di dunia.


·         Mampu mengidentifikasi hikmah  perkembangan Islam di dunia.
·         Mampu menjelaskan hikmah perkembangan Islam di dunia.


90 menit





MENGETAHUI
KEPALA SMA BINA UMAT CIMANGGUNG





DADAN M RAMDAN, S.Ag
NIP. -
GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM,






JAJAT SUDRAJAT, S.Th.I
NIP. -